MEDIA PEMBELAJARAN

Tuesday 17 November 2015

BUKU TEKS

BUKU TEKS
1.      Pengertian Buku Teks
Secara lebih lengkap, buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan mudah dipahami.
Description: D:\SEMESTER 5\TIK\images.jpg
Buku teks memang merupakan bahan ajar sekaligus sumber belajar bagi siswa yang konvensional. Namun meskipun konvensional dan sudah dipergunakan cukup lama dan banyak yang menganggap tradisional, buku teks pelajaran masih cukup mampu memberikan kontribusi yang baik pada pembelajaran. Beberapa materi pembelajaran tidak dapat diajarkan tanpa bantuan buku teks pelajaran.
Sumber dan pembuat buku teks pelajaran dapat berasal dari berbagai macam. Esensi buku teks pelajaran adalah memberikan informasi dan materi kepada peserta didik melalui bahan yang berbentuk cetakan. Buku pelajaran memuat materi pelajaran ditambah dengan informasi yang relevan secara menyeluruh dan lengkap sehingga penggunaan buku teks pelajaran dapat digunakan berdampingan maupun tanpa sumber belajar atau media pembelajaran lainnya.
Pada umumnya buku pelajaran dikeluarkan atau diterbitkan oleh penerbit-penerbit yang banyak menawarkan ke tiap-tiap institusi pendidikan. Ini menjadikan satu institusi atau sekolah satu dengan yang lainnya dapat menggunakan buku teks yang berbeda pada materi pelajaran dan tingkatan kelas yang sama. Pemerintah juga menyelenggarakan program BSE (Buku Sekolah Elektronik) dimana BSE merupakan buku teks pelajaran yang disediakan secara gratis dan dapat diunduh (download) serta disebar luaskan tanpa pelanggaran hak cipta. Penerbit yang ingin mengambil keuntungan dari buku BSE ini juga tidak diperbolehkan menetapkan harga melebihi harga maksimal yang ditentukan.
Buku teks pelajaran merupakan bahan ajar dan sumber belajar yang mudah ditemukan dan digunakan. Setiap toko buku memiliki dan menjual buku pelajaran dengan harga yang terjangkau. Dalam penggunaan juga sangat mudah, peserta didik cukup membaca dan memahami materi yang dituangkan dalam buku tersebut, tidak perlu keterampilan khusus lain yang diperlukan untuk menggunakan buku teks pelajaran. Ini juga yang merupakan bahan cetak ini banyak digunakan.
2.      Kualitas Buku Teks
Buku teks memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat modern. banyak hal yang dapat dipelajari dari buku, bahkan dapat dikatakan hampir semua segi kehidupan manusia direkam dalam buku. Dunia kini memang benar-benar dunia buku.
Buku adalah kunci kearah gudang ilmu pengetahuan. Siapa yang ingin maju dan pandai haruslah memanfaatkan buku.
Petani harus membaca buku pertanian.Pedagang harus pula membaca buku ekonomi. Politisi harus membaca buku tentang politik, ilmu kenegaraan, kemasyarakatan, dan sebagainya. Pelajar dan mahasiswa harus banyak membaca buku yang relevan dengan bidang studinya.
Bagi seorang pelajar atau mahasiswa, salah satu buku yang sangat diperlukan ialah buku teks atau buku pelajaran. Buku teks berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar dalam mata pelajaran tertentu. Mata pelajaran Bahasa Indonesia memerlukan buku teks Bahasa Indonesia dan sejenisnya.
Semakin baik kualitas buku teks, semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjangnya. Buku teks mengenai Matematika yang bermutu jelas akan meningkatkan kualitas pengajaran Matematika. Buku teks mengenai Bahasa Indonesia bermutu tinggi akan meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil pengajaran bahasa indonesia, dan seterusya. Greene dan Petty telah menyusun cara penilaian buku teks dengan sepuluh kriteria. Apabila buku teks dapat memenuhi 10 persyaratan yang diajukan, dapat dikatakan buku teks tersebut berkualitas. Butir-butir yang harus dipenuhi oleh buku teks yang tergolong kategori berkualitas tinggi antara lain:
1.    Buku teks haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang mempergunakannya
2.    Buku teks haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang memakainya;
3.    Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik para siswa yang memanfaatkannya
4.    Buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya
5.    Buku teks isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu
6.    Buku teks haruslah dapat menstimulasi, meransang aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunakannya
7.    Buku teks haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para siswa yang memakainya.
8.    Buku teks haruslah mempunyai sudut pandangan atau “point of view” yang jelas dan tegas. Sehingga juga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para pemakainya yang setia.
9.    Buku teks haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa.
10.  Buku teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa pemakainya (Geene and Petty, 1971 : 545-8).
Butir-butir itu meliputi minat siswa, motivasi, ilustrasi, linguistik, terpadu, menggiatkan, aktivitas, kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai, dan menghargai perbedaan pribadi.
3.      Pedoman Penilaian Buku Teks
Buku teks yang baik haruslah relevan dan menunjang pelaksanaan kurikulum. Kriteria linguistik mengacu kepada tujuan agar buku teks dipahami oleh siswa. oleh karena itu, penulis mengganti istilahnya menjadi komunikatif. Sementara itu, mengenai urutannya disusun seperti berikut: titik pandang (point of view), kejelasan konsep, relevansi, minat, motivasi, menstimulasi aktifitas, ilustrasi, komunikatif, menunjang pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan memantapkan nilai-nilai.
Akhirnya, kita dapat mengemukakan pedoman penilaian buku teks sebagai berikut:
1)      Sudut Pandangan (Point of view)
Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang menjiwai atau melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang ini dapat berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya.
2)      Kejelasan Konsep
Konsep-konsep yang harus digunakan dalam suatu buku teks harus jelas dan tandas. Keremang-remangan dan keamanan perlu dihindari agar siswa atau membaca juga jelas pengertian, pemahaman, dan penangkapannya.
3)      Relevan dengan kurikulum
Buku teks ditulis untuk digunakan disekolah. Sekolah mempunyai kurikulum. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bahwa buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku.
4)      Menarik minat
Buku teks ditulis untuk siswa. Oleh karena itu, penulis buku teks harus mempertimbangkan minat-minat siswa pemakai buku teks tersebut. Semakin sesuai buku teks dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku teks tersebut.
5)       Menumbuhkan motivasi
Motivasi berasal dari kata motif, yang berarti daya pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi diartikan sebagai penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, mau, senang mengerjakan apa yang diinstruksikan dalam buku tersebut. Apalagi bila buku teks tersebut dapat menggiring siswa ke arah penumbuhan motivasi intrinsik.
6)      Menstimulasi aktifitas siswa
Buku teks yang baik ialah buku teks yang merangsang, menantang, dan menggiatkan aktivitas siswa. Di samping tujuan dan bahan, faktor metode sangat menentukan dalam hal ini.
7)       Ilustratif
Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok pastilah memberikan daya penarik tersendiri serta memperjelas hal yang dibicarakan.

8)      Buku teks harus dimengerti oleh pemakainnya, yaitu siswa.pemahaman harus didahului oleh komunikasi yang tepat. Faktor utama yang berperan di sini adalah bahasa. Bahasa buku teks haruslah:
a.    Sesuai dengan bahasa siswa
b.    Kalimat-kalimatnya efektif
c.    Terhindar dari makna ganda
d.   Sederhana
e.    Sopan
f.     Menarik
9)      Menunjang mata pelajaran lain
Buku teks mengenai bahasa indonesia, misalnya, di samping menunjang mata pelajaran bahasa indonesia, juga menunjang mata pelajaran lain. Melalui pengajaran bahasa indonesia, pengetahuan siswa dapat bertambah dengan soal-soal sejarah, ekonomi, matematika, geografi, kesenian, olahraga, dan sebagainya.
10)  Menghargai perbedaan individu
Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu. Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, budaya setiap individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima sebagaimana adanya.
11)  Memantapkan nilai-nilai
Buku teks yang baik berusaha untuk memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Uraian-uraian yang menjurus kepada penggoyahan nilai-nilai yang berlaku pantas dihindarkan.

Selain itu ada beberapa faktor yang dapat kita jadikan bahan penilaian terhadap sebuah buku teks pelajaran. Kelayakan isi dan kelayakan penyajian merupakan hal yang perlu diperhatikan dari buku teks yang akan dipilih karena kedua hal tersebut menentukan kualitas dan kesesuaian diterapkan pada siswa. Sebagai contoh berikut hal-hal yang perlu dinilai dalam pemilihan buku teks pelajaran bahasa indonesia.
1.      Kelayakan Isi
Kelayakan isi menyangkut materi apa yang disajikan dalam buku teks. Ada beberapa hal yang penting yang harus dipenuhi agar buku teks dapat dikatakan memiliki isi yang layak untuk dipakai.kelayakan isi terlihat dari kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, keakuratan materi, dan materi pendukung.
a.       Kelengkapan Materi
Dalam buku teks bahasa Indonesia setidaknya kelengkapan materi mencakup beberapahal, yaitu: wacana, pemahaman wacana, fakta kebahasaan atau kesastraan, dan aplikasi.
b.      Kedalaman Materi
Selain kelengkapan, kedalaman materi sebuah buku teks juga harus diperhatikan, harus jelas pembagian kedalaman materi pada tiap tingkatan kelas. Hal yang diperhatikan dalam poin kedalaman materi yaitu kesesuaian, kuantitas, dan kualitas wacana.
c.       Keakuratan Meteri
Keakuratan materi dalam buku teks bahasa indonesia tercermin dari hal-hal berikut, yaitu:
a)    Keakuratan dalam pemilihan wacana
b)   Keakuratan dalam konsep dan teori
c)    Keakuratan dalam pemilihan contoh
d)   Keakuratan dalam pelatihan
2.      Kelayakan Penyajian
a.       Teknik Penyajian
Dalam kaitannya dengan buku teks, penyajian isi atau materi buku memiliki peranan yang sangat penting, karena berhubungan dengan konsep berpikir siswa.
Teknik penyajian sebuah buku teks setidaknya memiliki pedoman sbb:
1)      Kekonsistenan Sistematika Penyajian
2)      Keruntutan Konsep
3)      Keseimbangan Antar Bab
b.      Penyajian Pembelajaran
Selain penyajian atau urutan penulisan dalam buku, penyajian juga berhubungan dengan penyajian pembelajaran.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penyajian pembelajaran dalam buku teks antara lain:
1)      Keterpusatan pada peserta didik
2)      Keterangsangan metakognisi peserta didik
3)      Kerangsangan daya imajinasi dan kreasi berpikir peserta didik
4)      Bagian pendahuluan
5)      Bagian isi
6)      Bagian penyudah
4.      Fungsi Buku Teks
Penyusunan buku teks dalam upaya pengembangan pembelajaran di sekolah tidaklah disusun tanpa fungsi yang jelas. Fungsi dan peranan buku teks itu adalah:
a.       Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran, serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.
b.      Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa. Selain itu, juga berfungsi sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan untuk memperoleh keterampilan-keterampilan ekspresional di bawah kondisi yang menyerupai kehidupan sebenarnya.
c.       Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi. (d) Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya, harus menarik, menantang, merangsang, dan bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut. (e) Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis. (f) Di samping sebagai sumber bahan, buku teks juga berperan sebagai sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna (Green dan Petty, dalam Tarigan 1986).

Fungsi buku teks bagi guru adalah sebagai pedoman untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan atau dipelajari oleh siswa, mengetahui urutan penyajian bahan ajar, mengetahui teknik dan metode pengajarannya, memperoleh bahan ajar secara mudah, dan menggunakannya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau di luar sekolah (Krisanjaya 1997:85).
Fungsi buku teks bagi siswa adalah sebagai sarana kepastian tentang apa yang dipelajari, alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jauh ia menguasai materi pelajaran, sebagai alat belajar (di luar kelas buku teks berfungsi sebagai guru) untuk dapat menemukan petunjuk, teori, konsep, dan bahan-bahan latihan atau evaluasi (Krisanjaya 1997:86).
5.      Spiralisasi
Untuk memudahkan siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan berkesinambungan, penulis buku pelengkap perlu menata urutan penyajiannya berdasarkan prinsip-prinsip spiralisasi yang baik. Prinsip-prinsip itu adalah penjenjangan dan pembobotan (Abdussamad 2002:57). Prinsip penjenjangan mengharuskan materi diurutkan dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit, dari yang harus dikuasai lebih dulu ke yang merupakan lanjutan, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.
Prinsip pembobotan menyangkut keluasan dan kedalaman materi yang harus disajikan pada setiap pembelajaran. Penerapan prinsip ini harus memperhitungkan kesinambungan program. Materi tertentu yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri atau yang sangat memerlukan keterampilan, dapat diulang penyajiannya. Pengulangan penyajian itu hendaknya memperhitungkan keluasan dan kedalaman materi. Materi yang diulang harus lebih luas dalam hal bobotnya daripada penyajian sebelumnya atau merupakan pengembangan dari materi yang pernah disajikan sebelumnya.

LEMBARAN KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
1.      Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Description: Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar. Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.
Sementara itu, menurut Depdiknas (2008) lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan penggunaan LKPD adalah memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi peserta didik akan belajar mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis.
2.      Macam-macam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Menurut Trianto (2009: 222) lembar kerja peserta didik (LKPD) dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Trianto (2009: 223) menambahkan bahwa LKPD memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. 
Menurut Prastowo (2011: 24) jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka LKPD dapat dibagi menjadi lima macam bentuk yaitu:
1.    LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep
2.    LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan
3.    LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar
4.    LKPD yang berfungsi sebagai penguatan
5.    LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
3.      Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Suyitno (1997:40) dalam Hidayat (2013) mengungkapkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.    Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2.    Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
3.    Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.
4.    Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
4.      Prosedur Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Darmodjo & Kaligis (1993: 41-46) dalam Indriyani (2013: 15-18) menjelaskan bahwa dalam  penyusunan  LKPD  harus  memenuhi berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis.
1.      Syarat didaktik
Lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu: memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKPD yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh peserta didik yang lamban, yang sedang maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi peserta didik untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik, dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri peserta didik, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi peserta didik (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2.      Syarat konstruksi
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan peserta didik, menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKPD, menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKPD, memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
3.      Syarat teknis
Dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:
1.    Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. 
2.    Gambar yang baik untuk LKPD adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD. Yang lebih penting adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan. 
Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila suatu LKPD ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah LKPD yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.

5.       Syarat-syarat Menyusun LKS

               Agar LKS tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Susunan Kalimat dan kata-kata diutamakan:
·       Sederhana dan mudah dimengerti.
·        Singkat dan jelas.
·       Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu.
Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat:
·       Membantu siswa memahami materi.
·       Menunjukkan cara dalam menyusun sebuah pengertian.
·       Membantu siswa berpikir kritis.
·        Menentukan Variabel yang akan dipecahkan dalam kegiatan pembelajaran.
Tata letak hendaknya:
·       Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan sistematis.
·       Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hingga akhir.
·       Desain harus menarik. (Depdikbud, 1996/1997:25-26).
6.      Tujuan LKPD meliputi:
1.    Memberikan pengetahuan dan sikap  serta keterampilan yang perlu dimiliki siswa
2.    Mengecek tingkat  pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan
3.    Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit dipelajari
7.      Prinsip LKPD meliputi:
a.    Tidak dinilai sebagai dasar perhitungan raport, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta  diberi bimbingan bagi peserta didik  yang mengalami kesulitan.
b.    Mengandung permasalahan
c.    Sebagai alat pengajaran
d.   Mengecek tingkat pemahaman
e.    Pengembangan dan penerapannya
f.     Semua permasalahan sudah dijawab dengan benar setelah selesai pembelajaran
8.      Kelebihan & Kekurangan LKS
Kelebihan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a.    Dapat menjadi media pembelajaran mandiri bagi siswa
b.    Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
c.    Praktis dan harga terjangkau
d.   Materi lebih ringkas dan sudah mencakup keseluruhan materi
e.    Sebagai pengganti media lain ketika media audio visual misalnya mengalami hambatan dengan listrik maka kegiatan pembelajaran dapat diganti dengan media LKS
f.     Tidak menggunakan listrik sehingga bisa digunakan oleh SD di pedesaan maupun di perkotaan
Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a.    Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu.
b.    Adanya kekhawatiran guru hanya mengandalkan media LKS tersebut serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya siswa disuruh mengerjakan LKS kemudian guru meninggalkan siswa dan kembali untuk membahas LKS itu.
c.    LKS yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok dengan konsep yang diajarkan.
d.   Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif, jarang menekankan pada emosi dan sikap.
e.    Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi siswa jika tidak dipadukan dengan media yang lain.