MEDIA PEMBELAJARAN

Tuesday 17 November 2015

MODUL

MODUL PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Modul
Description: D:\SEMESTER 5\TIK\my-documents-icon.png  Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran mengandung squencing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dansynthesizing yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada pebelajarketerkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materipembelajaran. Untuk merancang materi pembelajaran, terdapat lima kategori kapabilitasyang dapat dipelajari oleh pebelajar, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual,strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. Strategi pengorganisasian materipembelajaran terdiri dari tiga tahapan proses berpikir, yaitu pembentukan konsep,intepretasi konsep, dan aplikasi prinsip. Strategi-strategi tersebut memegang peranansangat penting dalam mendesain pembelajaran. Kegunaannya dapat membuat siswalebih tertarik dalam belajar, siswa otomatis belajar bertolak dari prerequisites, dan dapatmeningkatkan hasil belajar.
Modul merupakan suatu alat atau sarana pembelajaran yang di dalamnya berupa materi, metode, dan evaluasi yang dibuat secara sistematis dan terstruktur sebagai upaya untuk mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan. Modul dirancang secara khusus dan jelas berdasarkan kecepatan pemahaman masing-masing siswa, sehingga mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuanya. Menurut Depdiknas (2008), mendefinisikan modul sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan secara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan kompleksinya. Sedangkan Nasution (2003:205), mengemukakan modul dapat dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.  ( Syauqy. 2012)
2.      Karakteristik Modul Pembelajaran
Pedoman penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003 yang disampaikan dalam Chosim S widodo (2008:50) yang dikutip dari Syauqi 2012, agar modul mampu meningkatkan motivasi dan efektifitas penggunaanya, modul harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a.      Self instructional
Merupakan karakteristik yang penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:
1.    Membuat tujuan yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaianStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
2.    Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatanyang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.
3.    Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparanmateri pembelajaran.
4.    Terdapat soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan siswa.
5.    Kontektual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan siswa.
6.    Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
7.    Terdapat rangkuman materi pembelajaran
8.    Terdapat instrument penilaian, yang memungkinkan siswa melakukan penilaian sendiri (self assessment).
9.    Terdapat umpan balik atas siswa, sehingga siswa mengetahui tingkat penguasaan materi.
10.               Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran.
b.      Self contained
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan kepada siswa mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi, harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
c.       Berdiri sendiri (Stand Alone)
Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar atau media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Sehingga siswa tidak perlu menggunakan bahan ajar lain untuk mempelajari modul tersebut. Jika siswa masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak termasuk sebagai modul yang berdiri sendiri.
d.      Adaptif
Modul hendaknya memiliki adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes.
e.       Bersahabat (user friendly)
Modul juga hendaknya memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakaian dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Modul disusun dengan menggunakan kalimat aktif dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan.
Ciri-ciri modul sebagai berikut; didahului  oleh pernyataan sasaran belajar, pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menggiring partisipasi mahasiswa secara aktif, memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan, memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran, memberi peluang bagi perbedaan antar individu mahasiswa dan mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas (Parmin, 2009). Pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem pembelajaran modul. Dalam mengembangkan modul diperlukan prosedur tertentu yang sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, struktur isi pembelajaran yang jelas, dan memenuhi kriteria yang berlaku bagi pengembangan pembelajaran.
Terdapat lima kriteria dalam pengembangan modul, yaitu:
1.    Membantu mahasiswa menyiapkan belajar mandiri
2.    Memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang dapat direspon secara maksimal
3.    Memuat isi pembelajaran yang lengkap dan mampu memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa
4.    Dapat memonitor kegiatan belajar mahasiswa
5.    Dapat memberikan saran dan petunjuk serta informasi balkan tingkat kemajuan belajar mahasiswa.
Teori dan model rancangan pembelajaran hendaknya memperlihatkan tiga komponen utama, yaitu:
1.    Kondisi belajar
2.    Metode pembelajaran
3.    Hasil pembelajaran.
C.    Cara pembuatan Modul pembelajaran
Sebuah modul yang baik tidak hanya terdiri dari halaman-halaman tercetak. Lebih jauh dari itu, sebuah modul yang baik terdiri dari berbagai alat dan cara  yang dapat membantu proses belajar. Sebuah modul yang baik akan meliputi hal-hal berikut ini :
1.    Tujuan-tujuan
2.    Pertanyaan tentang apa yang dapat dikerjakan peserta didik (SAQ = Self  Asessement Questions)
3.    Jawaban terhadap SAQT
4.    Teks
5.    Pendahuluan
6.    Pengulangan dan kesimpulan
7.    Informasi visual, mungkin berupa diagram, grafik, chart, tabel, gambar, bahkan mungkin kartoon.
8.    Tugas-tugas.
Hal yang lain, termasuk pula:
1.    Penjelasan tentang pengetahuan dan keterampilan yang mendahului, yang harus dikuasai oleh peserta didik
2.    Format modul
3.    Tanda-tanda penunjuk dalam modul
Dari daftar di atas, ada 4 kegiatan pokok dalam strategi penulisan modul, yaitu :
1.    Menulis teks
2.    Merancang SAQ
3.    Menyusun jawaban SAQ, dan
4.    Menulis berbagai tujuan
Strategi penulisan yang umum untuk menulis modul yaitu :
1.    Merumuskan beberapa tujuan
2.    Mengambil salah satu tujuan
Dalam menyusun modul dapat menempuh langkah-langkah, Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 133-134 ) sebagai berikut :
a.    Menyusun kerangka modul : dengan cara menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional umum, merinci tujuan instruksional khusus, menyusun butir-butir soal evaluasi guna mengukur pencapaian tujuan khusus, menyusun pokok-pokok materi dalam urutan yang logis, menyusun langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai semua tujuan, mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar dengan modul.
b.    Menulis program secara rinci yang meliputi pembuatan petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, lembaran jawaban, lembaran tes, dan lembaran jawaban tes.
D.    Tujuan pembuatan Modul Pembelajaran
Depdiknas (2008), mengemukakan tujuan pembelajaran modul adalah sebagai berikut:
1)   Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalubersifat verbal
2)   Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru/instruktur
3)   Agar dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar
4)   Mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya
5)   Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.”
Modul sebagai pegangan bahan belajar dalam proses pembelajaran harus disusun secara efektif dan terperinci. Penulisan modul yang ideal adalah modul yang dapat membawa siswa untuk bergairah dalam belajar dengan menyajikan materi sesuai dengan minat dan kemampuannya. Inti dari dibuatnya modul agar siswa lebih leluasa dalam belajar walaupun tidak dilingkungan sekolah dan dengan atau tanpa didampingi oleh guru.
E.     Fungsi Modul Pembeljaran
Sebagai salah satu media pembelajaran, fungsi signifikan yang dimiliki oleh modul adalah:
1.    Bahan ajar mandiri. Dengan berbagai komponen yang terdapat di dalam modul, dimungkinkan peserta didik akan mampu belajar secara mandiri.
2.    Pengganti fungsi pendidik. Salah satu fungsi pendidik adalah untuk menjelaskan berbagai materi ajar yang tidak diketahui ataupun belum dipahami oleh peserta didik. Dan fungsi pendidik yang demikian juga dapat dimainkan oleh modul.
3.    Sebagai alat evaluasi. Latihan merupakn salah satu komponen yang harus ada dalam sebuah modul. Lewat latihan tersebut, peserta didik dapat mengukur penguasaannya terhadap materi ajar yang sedang dipelajarinya secara mandiri.
4.    Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.
F.     Kelebihan dan Kekurangan Modul Pembelajaran
1.      Kelebihan modul pembelajaran
a.    Berfokus pada kemampuan individual peserta didik karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
b.    Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap mod yang harus dicapai oleh peserta didik.
c.    Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
2.    Kekurangan modul pembelajaran
a.    Interaksi antara pembelajar dan pebelajar berkurang.
b.    Pendekatan tunggal menyebabkan monoton dan membosankan .
c.    Kemandirian yang bebas, menyebabkan pebelajar tidak disiplin dan menunda mengerjakan.
d.   Perencanaan harus matang, memerlukan kerjasam tim, memerlukan dukungan fasilitas, media, sumber dan lainnya.
e.    Memerlukan biaya yang lebih mahal
f.     Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu, suksesatau gagalnya suatu modul bergantug pada penyusunannya. Modulmungkin saja memuat tujuan dan alat ukur berarti, akan tetapipengalaman belajar yang termuat di dalamnya tidak ditulis dengan baikatau tidak lengkap. Modul yang demikian kemungkinan besar akanditolak oleh peserta didik, atau lebih parah lagi peserta didik harus berkonsultasi dengan fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang darikarakteristik utama sistem modul.
g.    Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan sertamembutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda daripembelajaran konvensional, karena setiap peserta didik menyelesaikanmodul dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada kecepatan dankemampuan masing-masing.
Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukupmahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri. Berbedadengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti alat peragadapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran.

4 comments: