1.
Pengertian Modul

Modul
merupakan suatu alat atau sarana pembelajaran yang di dalamnya berupa materi,
metode, dan evaluasi yang dibuat secara sistematis dan terstruktur sebagai
upaya untuk mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan. Modul dirancang secara
khusus dan jelas berdasarkan kecepatan pemahaman masing-masing siswa, sehingga
mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuanya. Menurut Depdiknas
(2008), mendefinisikan modul sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi
materi, metode, batasan-batasan, dan secara mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan
kompleksinya. Sedangkan Nasution (2003:205), mengemukakan modul dapat
dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri
atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa
mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. ( Syauqy. 2012)
2.
Karakteristik
Modul Pembelajaran
Pedoman
penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional Tahun 2003 yang disampaikan dalam Chosim S widodo (2008:50) yang
dikutip dari Syauqi 2012, agar modul mampu meningkatkan motivasi dan efektifitas
penggunaanya, modul harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a.
Self
instructional
Merupakan
karakteristik yang penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan
seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi
karakter self instruction, maka modul harus:
1. Membuat
tujuan yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaianStandar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
2. Memuat
materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatanyang kecil/spesifik,
sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas.
3. Tersedia
contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparanmateri pembelajaran.
4. Terdapat
soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur
penguasaan siswa.
5. Kontektual,
yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan
dan lingkungan siswa.
6. Menggunakan
bahasa yang sederhana dan komunikatif
7. Terdapat
rangkuman materi pembelajaran
8. Terdapat
instrument penilaian, yang memungkinkan siswa melakukan penilaian sendiri (self
assessment).
9. Terdapat
umpan balik atas siswa, sehingga siswa mengetahui tingkat penguasaan materi.
10.
Terdapat informasi tentang
rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran.
b.
Self
contained
Modul
dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan
termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan
kesempatan kepada siswa mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena
materi belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan
pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi, harus dilakukan
dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa.
c.
Berdiri
sendiri (Stand Alone)
Stand
alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung
pada bahan ajar atau media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan
media lain. Sehingga siswa tidak perlu menggunakan bahan ajar lain untuk
mempelajari modul tersebut. Jika siswa masih menggunakan dan bergantung pada
bahan ajar selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak termasuk
sebagai modul yang berdiri sendiri.
d. Adaptif
Modul
hendaknya memiliki adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes.
e. Bersahabat (user friendly)
Modul
juga hendaknya memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan
pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakaian dalam
merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Modul disusun dengan
menggunakan kalimat aktif dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta
menggunakan istilah yang umum digunakan.
Ciri-ciri
modul sebagai berikut; didahului oleh
pernyataan sasaran belajar, pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menggiring partisipasi mahasiswa secara aktif, memuat sistem penilaian
berdasarkan penguasaan, memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas
pelajaran, memberi peluang bagi perbedaan antar individu mahasiswa dan mengarah
pada suatu tujuan belajar tuntas (Parmin, 2009). Pengembangan modul merupakan
seperangkat prosedur yang dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan
pengembangan sistem pembelajaran modul. Dalam mengembangkan modul diperlukan
prosedur tertentu yang sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, struktur isi
pembelajaran yang jelas, dan memenuhi kriteria yang berlaku bagi pengembangan
pembelajaran.
Terdapat
lima kriteria dalam pengembangan modul, yaitu:
1. Membantu
mahasiswa menyiapkan belajar mandiri
2. Memiliki
rencana kegiatan pembelajaran yang dapat direspon secara maksimal
3. Memuat
isi pembelajaran yang lengkap dan mampu memberikan kesempatan belajar kepada
mahasiswa
4. Dapat
memonitor kegiatan belajar mahasiswa
5. Dapat
memberikan saran dan petunjuk serta informasi balkan tingkat kemajuan belajar
mahasiswa.
Teori
dan model rancangan pembelajaran hendaknya memperlihatkan tiga komponen utama,
yaitu:
1.
Kondisi belajar
2.
Metode pembelajaran
3.
Hasil pembelajaran.
C.
Cara
pembuatan Modul pembelajaran
Sebuah
modul yang baik tidak hanya terdiri dari halaman-halaman tercetak. Lebih jauh
dari itu, sebuah modul yang baik terdiri dari berbagai alat dan cara yang dapat membantu proses belajar. Sebuah
modul yang baik akan meliputi hal-hal berikut ini :
1. Tujuan-tujuan
2. Pertanyaan
tentang apa yang dapat dikerjakan peserta didik (SAQ = Self Asessement Questions)
3. Jawaban
terhadap SAQT
4. Teks
5. Pendahuluan
6. Pengulangan
dan kesimpulan
7. Informasi
visual, mungkin berupa diagram, grafik, chart, tabel, gambar, bahkan mungkin
kartoon.
8. Tugas-tugas.
Hal yang lain, termasuk pula:
1. Penjelasan
tentang pengetahuan dan keterampilan yang mendahului, yang harus dikuasai oleh
peserta didik
2. Format
modul
3. Tanda-tanda
penunjuk dalam modul
Dari daftar di atas, ada 4 kegiatan
pokok dalam strategi penulisan modul, yaitu :
1. Menulis
teks
2. Merancang
SAQ
3. Menyusun
jawaban SAQ, dan
4. Menulis
berbagai tujuan
Strategi penulisan yang umum untuk
menulis modul yaitu :
1. Merumuskan
beberapa tujuan
2. Mengambil
salah satu tujuan
Dalam
menyusun modul dapat menempuh langkah-langkah, Nana Sudjana dan Ahmad Rivai
(2003: 133-134 ) sebagai berikut :
a. Menyusun
kerangka modul : dengan cara menetapkan atau merumuskan tujuan instruksional
umum, merinci tujuan instruksional khusus, menyusun butir-butir soal evaluasi
guna mengukur pencapaian tujuan khusus, menyusun pokok-pokok materi dalam
urutan yang logis, menyusun langkah-langkah kegiatan belajar untuk mencapai
semua tujuan, mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar
dengan modul.
b. Menulis
program secara rinci yang meliputi pembuatan petunjuk guru, lembaran kegiatan
siswa, lembaran kerja siswa, lembaran jawaban, lembaran tes, dan lembaran
jawaban tes.
D.
Tujuan
pembuatan Modul Pembelajaran
Depdiknas
(2008), mengemukakan tujuan pembelajaran modul adalah sebagai berikut:
1) Memperjelas
dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalubersifat verbal
2) Mengatasi
keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru/instruktur
3) Agar
dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar
4) Mengembangkan
kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar
lainnya yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan
minatnya
5) Memungkinkan
siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.”
Modul
sebagai pegangan bahan belajar dalam proses pembelajaran harus disusun secara
efektif dan terperinci. Penulisan modul yang ideal adalah modul yang dapat
membawa siswa untuk bergairah dalam belajar dengan menyajikan materi sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Inti dari dibuatnya modul agar siswa lebih
leluasa dalam belajar walaupun tidak dilingkungan sekolah dan dengan atau tanpa
didampingi oleh guru.
E.
Fungsi
Modul Pembeljaran
Sebagai salah satu media pembelajaran, fungsi
signifikan yang dimiliki oleh modul adalah:
1. Bahan ajar mandiri. Dengan berbagai komponen yang terdapat di dalam modul,
dimungkinkan peserta didik akan mampu belajar secara mandiri.
2. Pengganti fungsi pendidik. Salah satu fungsi pendidik adalah untuk
menjelaskan berbagai materi ajar yang tidak diketahui ataupun belum dipahami
oleh peserta didik. Dan fungsi pendidik yang demikian juga dapat dimainkan oleh
modul.
3. Sebagai alat evaluasi. Latihan merupakn salah satu komponen yang harus ada
dalam sebuah modul. Lewat latihan tersebut, peserta didik dapat mengukur
penguasaannya terhadap materi ajar yang sedang dipelajarinya secara mandiri.
4. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.
F.
Kelebihan
dan Kekurangan Modul Pembelajaran
1. Kelebihan
modul pembelajaran
a. Berfokus
pada kemampuan individual peserta didik karena pada hakekatnya mereka memiliki
kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas
tindakan-tindakannya.
b. Adanya
kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam
setiap mod yang harus dicapai oleh peserta didik.
c. Relevansi
kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga
peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran
dan hasil yang akan diperolehnya.
2. Kekurangan
modul pembelajaran
a. Interaksi
antara pembelajar dan pebelajar berkurang.
b. Pendekatan
tunggal menyebabkan monoton dan membosankan .
c. Kemandirian
yang bebas, menyebabkan pebelajar tidak disiplin dan menunda mengerjakan.
d. Perencanaan
harus matang, memerlukan kerjasam tim, memerlukan dukungan fasilitas, media,
sumber dan lainnya.
e. Memerlukan
biaya yang lebih mahal
f. Penyusunan
modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu, suksesatau gagalnya suatu modul
bergantug pada penyusunannya. Modulmungkin saja memuat tujuan dan alat ukur
berarti, akan tetapipengalaman belajar yang termuat di dalamnya tidak ditulis
dengan baikatau tidak lengkap. Modul yang demikian kemungkinan besar
akanditolak oleh peserta didik, atau lebih parah lagi peserta didik harus
berkonsultasi dengan fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang
darikarakteristik utama sistem modul.
g. Sulit
menentukan proses penjadwalan dan kelulusan sertamembutuhkan manajemen
pendidikan yang sangat berbeda daripembelajaran konvensional, karena setiap
peserta didik menyelesaikanmodul dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada
kecepatan dankemampuan masing-masing.
Dukungan
pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukupmahal, karena setiap
peserta didik harus mencarinya sendiri. Berbedadengan pembelajaran
konvensional, sumber belajar seperti alat peragadapat digunakan bersama-sama
dalam pembelajaran.
bagus....makasih
ReplyDeleteDaftar pustakanya kok gak ada
ReplyDeletedapusnya mana bang
ReplyDeleteok
ReplyDelete